Entah mengapa, rasanya cukup sampai di sini aku melangkah. Mungkin aku memang telah terlalu lelah. Mengejarmu, membangun mimpiku, memintamu menjadi pendampingku.
Aku juga tahu, kamu pasti telah bosan denganku bukan? Sudahlah, tak perlu mengeja perasaanku. Lebih baik kamu pikirkan tentang dirimu sendiri, tak perlu ragu untuk ucapkan salam perpisahan, mungkin takdir kita hanya cukup sampai di sini.
Andaikan aku dukun, aku cuma menginginkan satu keistimewaan. Aku ingin melihat paling dasar hatimu. Aku ingin melihat nama seseorang yang sedang engkau sembunyikan itu. Aku cuma menginginkan itu.
Aku pengganggu. Bukankah itu yang sedang engkau alami wahai Pujaan Hati-ku? Terlalu pengganggukah aku sehingga engkau mendiamkan aku. Engkau campakkan aku dalam keheningan dan kesunyian. Engkau campakkan aku dalam jutaan kemelut rindu.